Senin, 08 Oktober 2012

Rinjani : Menghidupi, Menantang dan Memanja



 Tidak ada gunung seperti Rinjani. 



Kegiatan tektonik vulkanikgunung ini pada masa lalu melahirkan bentukan unik di ketinggian 2000 mdpl. Ada kaldera seluas 1,7 hektar yang 60persennya menampung air & menjadi sebuah danau cantik yang diberi namaSegara Anak. Masih di kaldera yang sama, terdapat Anak Rinjani, yaitu GunungBaru Jari yang terakhir meletus tahun 2009 dan melahirkan kawah baru di kalderaini. 

Kerucut Gunung Baru Jariseolah menjadi aksen di tengah jajaran punggungan Rinjani.

Segara dalam bahasa lokal berarti Laut. Masyarakat adatSasak percaya Segara Anak adalah laut kecil yang menghiasi kaldera Rinjani danmenjadi tempat tinggal bagi Anjani, dewi penguasa Rinjani. Beberapa ritual umatHindu dan masyarakat adat Sasak dilakukan bagi Dewi Anjani di Segara Anak,salah satunya adalah Mulang Pekelem. Secara turun temurun, masyarakat lokalmewariskan Rinjani sebagai ruang kegiatan spiritual mereka.

Tidak kalah pentingnya dengan aspek kepentingan spiritual,Rinjani pun menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat lokal untuk menyambunghidup. Terima kasih kepada usaha tak kenal menyerah dari Rinjani TrekManagement Board (RMTB), kerjasama Taman Nasional Gunung Rinjani, penggerak industripariwisata di Rinjani dan masyarakat lokal, yang telah memperbaiki danterus-menerus mengembangkan pariwisata Rinjani, termasuk rotasi bagi porter danpemandu lokal yang diatur oleh sistem satu atap. Usaha pemberdayaan masyarakatlokal dan konservasi lingkungan oleh RMTB ini meraih dua penghargaan tingkatinternasional, yaitu Word Legacy Awarddari Conservation International andNational Geographic Traveler 2004 untuk kategori Destination Stewardship and Tourism for Tomorrow, serta penghargaandari Word Travel and Tourism Counciltahun 2007. 

Menjejakkan kaki di puncak gunung api tertinggi kedua diIndonesia ini sama halnya dengan usaha RMTB membenahi kegiatan pendakian diRinjani. Sama-sama harus pantang menyerah. Pada etape akhir di hari pertama, kamiyang memulai pendakian dari Desa Sembalun sudah dihadapkan dengan punggungancuram dan panjang. Etape ini termasyur di kalangan pendaki dengan nama BukitPenyesalan. 

Perjuangan kami menjajal Bukit Penyesalan ini dihadiahi pemandanganmatahari tenggelam yang indah dari Pelawangan Sembalun.

Hari berikutnya, perjuangan menggapai puncak Rinjani kamilanjutkan sejak jam 3 pagi. Medan pendakian yang berpasir kemudian berbatu,angin, serta suhu udara yang dingin seakan jadi ujian terakhir dari Rinjanibagi siapa saja yang ingin singgah di puncaknya. Namun semua terbayar di PuncakRinjani. Di titik 3726 mdpl ini, ada panorama kaldera Rinjani yang memesona,serta Puncak Gunung Agung dan garis pantai Pulau Lombok yang kadang tersamaroleh awan.

Danau Segara Anak
Setelah puncak, persinggahan kami selanjutnya adalah DanauSegara Anak. Di sini kami membuka tenda sebagai tempat bermalam di haripendakian kedua. Kami menanti datangnya gelap sambil berendam di aliran sungaiKokok Putih yang merupakan sumber air panas tidak jauh dari Danau Segara Anak.Memanjakan jiwa dan raga sejenak di sebuah telaga untuk bekal perjalanan turunke Desa Senaru yang akan kami tempuh kira-kira 10 jam keesokan harinya

Pendakian Gunung Rinjani adalah perjalanan memahamisekaligus menikmatinya. Memahami betapa pentingnya Rinjani bagi umat manusia,dan menikmati setiap tantangan serta suguhan-suguhannya yang memanjakan.Rinjani adalah surga bagi para pendaki.










Farli Sukanto


Tidak ada komentar:

Posting Komentar