Sabtu, 16 Maret 2013

Tele Visi untuk Kelas Inspirasi

Television – from the Greek τῆλε (tēle) meaning "far" and the Latin visio meaning "seeing", from videre meaning "to see" (Wikipedia)

Yes, at that day, we set our vision far ahead. Setting the kids' vision even further ahead. 

20 Februari 2013. Hari itu seribuan profesional di Jakarta, dan seribuan profesional lainnya di Surabaya, Pekanbaru, Bandung, Jogja, dan Solo beralih profesi jadi Guru SD! Masing-masing sudah mempersiapkan satu mata pelajaran penting untuk hari istimewa itu : profesi mereka. Ya, hari itu untuk Kelas Inspirasi, kami para profesional ini bercerita dari satu ruang kelas ke ruang kelas yang lain tentang betapa menyenangkannya menjadi seperti kami. Dan betapa inginnya kami menitipkan cemerlang masa depan negeri ini pada mereka. 

"Langkah menjadi panutan. Ujar menjadi pengetahuan. Pengalaman menjadi inspirasi." Begitu slogan Kelas Inspirasi-nya Indonesia Mengajar ini.

Kami percaya masa depan bangsa kita berawal dari ruang-ruang kelas, dari mimpi-mimpi para monster kecil penerus bangsa yang tercipta di sana. Karenanya kesempatan untuk hadir di ruang kelas ini dan mengajak mereka bermimpi lebih liar tidak boleh disia-siakan. Jadi jangan terkejut dengan apa saja yang bisa dilakukan para profesional untuk menjadikan hari itu tidak terlupakan bagi murid-murid seharinya.

 (Dari kiri ke kanan) Zivanna Letisha Siregar (Putri Indonesia 2008) membuat pita dan mahkota untuk role play beauty pageant yang dimainkannya bersama anak-anak di kelas, Panda (Host / Presenter) membuat TV raksasa & mengajak anak-anak percaya diri untuk public speaking dari balik TV, Sasha Sirait (Medical Trainer) dengan perlengkapan Pertolongan Pertama-nya, dan Ilham Himawan (Perusahaan Telekomunikasi) merangkai miniatur stasiun transmisi untuk anak-anak di kelas!

Saya seorang kreatif TV. Pekerjaan saya menciptakan ide-ide program dan konten dari episode program yang nantinya ditayangkan di televisi. Bagaimana menjelaskan ini semua kepada anak-anak SD?

Dalam pembekalan Kelas Inspirasi disampaikan bahwa sebaiknya anak-anak usia SD diberikan contoh-contoh yang konkrit, menghindari pengandaian atau pemisalan akan jadi metode mengajar yang lebih efektif untuk anak-anak SD ini. Oh, berarti saya memang harus bikin TV!



Jadi idenya adalah membuat sebuah pertunjukkan boneka tangan dari kaus kaki, dengan framing sebuah TV. Dengan begitu gamblangnya, saya akan dengan mudah menjelaskan bahwa saya adalah Si Pembuat Cerita di balik TV, di balik acara-acara TV yang mereka tonton. Mengetahui bisa menjadi scriptwriter dari acara kartun favorit mereka, atau menjadi konseptor dari program paling seru di kepala mereka yang ingin mereka buat, nampaknya cukup mencuri perhatian anak-anak di awal setiap kelas dimana saya kebagian mengajar.

Foto oleh : Gita Adi Tamtama
 
Ya, saya memang memiliki misi membiarkan angan-angan mereka membumbung setinggi langit tentang betapa asiknya menjadi bagian dari tim produksi sebuah televisi. Bagaimana salah satu cara mengisi hidup adalah dengan terhubung dengan banyak orang, berbagi pengetahuan dan kebahagiaan lewat sebuah kotak canggih bernama televisi. Semakin tinggi angan-angannya membumbung, pada suatu titik angan-angan menyenangkan itu semoga akan jadi mimpi. Mimpi yang akan selalu dikejar hingga mereka dapat!

Sebelum terlalu jauh terbang, angan-angan itu saya kembalikan sebentar ke bumi (supaya nanti bisa terbang lebih jauh, dan lebih tinggi). Saya ajak mereka merasakan kenyataan kalo kerja di televisi tiada hari tanpa serunya kegiatan syuting. Ya, saya buat simulasi kecil-kecilan kegiatan syuting di dalam kelas, ada yang belajar jadi sutradara, lighting man, camera person, sampai artis. Dan inilah calon-calon sutradara, lighting man, camera person dan artis-artis Anda di masa mendatang!

Foto oleh : Gita Adi Tamtama

Dan dengan kerja sama yang sangat apik, ini dia hasil syuting di beberapa kelas. Ada yang buat Talk Show, ada pula kelas yang sedikit drama jadi satu kelas sepakat mengorbankan waktu istirahatnya untuk bikin Sitcom tentang kelasnya. Lagi-lagi, saya jadi Pak Guru bahagia di hari itu!


 
Hari itu ditutup dengan anak-anak yang menuliskan cita-citanya di Post-it warna-warni. Post-it - Post-it ini ditempel di selembar kertas besar yang nantinya akan dipajang rapi di kelas-kelas mereka. Biar jadi semacam peringatan kalau hari itu mereka pernah terbang membawa angan-angan mereka jadi mimpi. Semoga mimpi itu selalu mereka bawa di dalam hati, dan beberapa tahun lagi saya, teman-teman Kelas Inspirasi saya dan kalian yang baca cerita ini bisa melihat anak-anak SDN 05 Pagi Pejaten Barat jadi orang-orang yang berguna untuk keluarga, masyarakat, bangsa dan negara, hingga dunia! Semoga!

Bersyukur untuk hal-hal sederhana yang bisa buat kita tersenyum & merasa bahagia.
   
Beberapa tulisan butuh lagu. Cerita ini adalah beberapa tulisan itu. 
Sila mainkan musiknya setelah membaca.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar