Minggu, 24 Februari 2013

Mari Memberontak Bersama Kelas Inspirasi!

 
 Undangan ini semacam propaganda buat saya. Propaganda yang dengan halus berbisik mengajak, 
"Mari memberontak!"

Tapi di sini tidak akan Anda dapati muka-muka sangar penuh amarah, atau beringasnya aksi dari karakter pemberontak yang selama ini kita kenal. Tokoh-tokoh pemberontakannya cenderung berwajah baik-baik, penuh senyum, penuh canda, dan bersahaja. Karena sesungguhnya yang berontak dan tidak dapat ditahan lagi adalah jiwa-jiwa kami...

 Terima kasih untuk rekan-rekan relawan fotografer!

Tidak perlu dijelaskan lagi apa alasan pemberontakan kami, masa depan negeri ini harus lebih baik dari hari ini, seperti apapun keadaannya itu. Dan untuk masa depan yang lebih baik, negeri ini butuh kami. Negeri ini juga butuh kamu sebenarnya. Ya, kamu!

Senang sekali mendengar fakta bahwa ada dua ribuan profesional yang mendaftar untuk Kelas Inspirasi, dan akhirnya terpilih seribuan profesional di Jakarta, Surabaya, Pekanbaru, Bandung, Jogja, dan Solo yang peduli dan mau turun tangan langsung. Tidak hanya turun tangan langsung tapi turun tangan langsung dengan totalitas. Dan tidak hanya turun tangan langsung dengan totalitas tapi juga benar-benar mengamini bahwa kehadiran kami adalah jawaban yang lebih baik untuk perubahan yang diharapkan. Setidaknya lebih baik dari sekedar mengutuk keadaan, menuntut pemerintah untuk begini dan begitu, menghakimi sekolah untuk memperbaiki sistem apalagi menyuruh para guru untuk mahir berimprovisasi mengajar. Improvisasi agar yang ditanamkan bukan hanya ilmu, tapi juga mimpi.

Terima kasih untuk rekan-rekan relawan fotografer!

Hey tahukah kamu mengajarkan kurikulum saja sudah susah? Mengimprovisasikan kegiatan belajar mengajar itu mungkin bisa jadi bagian kita yang sesekali datang, menceritakan betapa seru dan asiknya profesi kita, menebarkan mimpi yang dimaksud dalam benak generasi penerus kita, agar kelak mereka jadi profesional hebat yang bikin negeri kita jadi hebat juga!

Sekarang udah engga jaman berontak pake teriakan-teriakan tuntutan. Sekarang jamannya berontak dengan cuti sehari dan jadi guru SD! Ini Kelas Inspirasi, Bung!


Mau tau lebih lanjut tentang Kelas Inspirasi atau bergabung? Mampir saja di sini.

I really feel that I belong to these people 
who analyze but not patronize,
who blame themselves and not curse at status,
Them who volunteer excitedly.
Angkat topi buat teman-teman volunteer satu kelompok,
Pak Agung, Pak Dono, Mba Ria, Mba Indri, Mba Chika, Yustin, 
Bang Ucok, Cynthia, Bli Atam, Haviz, Septi, AW, Acha 
Sampai bertemu di project kita selanjutnya!
 

Sepatu Berlari

ujian olahraga sma
belum punya sepatu berlari

dibelikan bapak dan ibu sepatu berlari
warna biru abu abu
gaya rumit sporti masa kini

tidak terlalu suka warnanya
tidak terlalu suka gayanya



dipakai menjajal ujian berlari
dipuji puji teman dulu karena baru
berkeliling keliling lapangan olahraga sma

tidak jadi yang nomer satu
tapi ini sepatu boleh juga


hijrah ke Bandung masuk perguruan tinggi
ikut perkumpulan mahasiswa pencinta alam
dia jadi teman lari sore ciumbuleuit

pernah diijinkan menjajal belantara cikole cikendung
untuk latihan ekspedisi
pulang pulang dia gompal
terbakar api campsite
ini sepatu setia juga

pernah diajak jalan padalarang lembang
jauh sekali
pulang pulang dia pincang
tercelup lumpur sawah agak dalam

dibikin engga pincang lagi
dibikin ikut berlari lagi
ini sepatu udah nempel sama kaki
nempel sama hati


setelahnya beneran gompal gompal
beneran pincang
disuruh ikut lari jadi bikin pincang
ini sepatu mending masuk kotak sepatu

namanya juga anak muda
yang udah ga berguna
dimasukin kotak
ditaro di pojokan
cari yang baru yang muda juga







barusan buka kotak
baru baru dibuka udah menatap
ini sepatu serem juga

tatapannya seribu kata seribu masa
buat kepala
mungkin karena pernah nempel sama kaki
lebih lebih nempel sama hati

oke hari ini dia boleh mejeng di atas lemari
ngembaliin memori

dulu lebih dari sekedar berlari

ini sepatu bener bener ga terganti.




Jumat, 08 Februari 2013

Malam di Datai


Pemukiman Suku Talang Mamak Dusun Tuo Datai, Bukit Tiga Puluh - RIAU. 
Kami hendak berbagi cerita tentang bagaimana suasana malam hari di kampung saudara-saudara kami ini. Dan kurang lebih memang seperti apa yang terlihat. Tidak ada usaha memerangi kegelapan dengan daya listrik, karena mungkin malam senyamannya dinikmati begini. Bersama keheningan dan sayup sahut-sahutan satwa penghuni rimba, atau senandung Melayu seorang ibu yang menghantar anak-anaknya tidur. Di sini, malam adalah saat benar-benar menyatu dengan alam.


Submisi yang terlambat untuk Turnamen Foto Perjalanan Ronde ke-13